SURABAYA - Para warga di sekitar Kali Brantas panen ikan Minggu dini hari tadi (27/5). Bukan dari hasil mancing melainkan karena kondisi ikan-ikan tersebut dalam keadaan mabuk sehingga mengambang di permukaan dan mudah dijaring warga.
Peristiwa itu memang bukan kali pertama terjadi. Hal serupa pernah terjadi pada 24 Mei lalu.
Tak ayal, ratusan ikan yang diduga tercemar oleh limbah pabrik dan sampah rumahtangga itu langsung menjadi serbuan warga sekitarnya untuk dijaring.
“Jika ada ikan terkena racun sampai mabuk atau mati saya rasa kualitas airnya sudah sangat buruk, bisa jadi sudah terkontaminasi limbah kimia,”ungkap Dwi Heru Dosen Kimia Universitas Negeri Surabaya.
Selama ini air yang ada di pintu masuk Gunung Sari dan Kali Jagir merupakan bahan baku PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) yang mengelola air untuk dikonsumsi masyarakat Surabaya. Meski sudah dilakukan penelitian dan dinyatakan bahwa kualitas air di Surabaya masih bagus, namun fakta di lapangan menunjukkan hal yang berbeda. Kenyataannya kurang dari dua bulan kasus yang sama terjadi lagi bahkan dengan jumlah volume ikan lebih banyak dan tak sedikit yang sudah mati.
“Bulan lalu luapan ikan mabuknya tidak sebanyak ini. Sekarang lebih banyak namun harus dipilih karena ada pula yang sudah mengambang dan disiram air tidak hidup lagi,”ungkap Sutiono warga sekitar.
Hal senada disampaikan oleh Nur Yati, yang mengakui bahwa ikan-ikan yang diperolehnya tinggal menyerok dari sungai.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Jawa Timur Ridho Saiful Asghaf mengatakan bahwa air yang mengalir di sungai Surabaya sudah banyak mengalami pencemaran di ambang batas bahaya.
“Menurut saya indikasi utamanya pasti limbah pabrik yang mengandung bahan kimia. Meskipun kita juga tidak bisa mengabaikan sampah-sampah yang disumbangkan oleh rumahtangga. Jika ikan-ikan itu sudah sampai mati sepertinya harus segera dilakukan penelitian yang serius,”ungkapnya pagi tadi.
Masih menurut Saiful Asghaf, Walhi yang selama ini bergelut pada masalah lingkungan hidup mengakui bahwa pihaknya menemukan banyak kejadian pencemaran lingkungan yang harus segera ditangani secara serius oleh pemerintah termasuk mengenai kualitas air di Surabaya.
Peristiwa itu memang bukan kali pertama terjadi. Hal serupa pernah terjadi pada 24 Mei lalu.
Tak ayal, ratusan ikan yang diduga tercemar oleh limbah pabrik dan sampah rumahtangga itu langsung menjadi serbuan warga sekitarnya untuk dijaring.
“Jika ada ikan terkena racun sampai mabuk atau mati saya rasa kualitas airnya sudah sangat buruk, bisa jadi sudah terkontaminasi limbah kimia,”ungkap Dwi Heru Dosen Kimia Universitas Negeri Surabaya.
Selama ini air yang ada di pintu masuk Gunung Sari dan Kali Jagir merupakan bahan baku PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) yang mengelola air untuk dikonsumsi masyarakat Surabaya. Meski sudah dilakukan penelitian dan dinyatakan bahwa kualitas air di Surabaya masih bagus, namun fakta di lapangan menunjukkan hal yang berbeda. Kenyataannya kurang dari dua bulan kasus yang sama terjadi lagi bahkan dengan jumlah volume ikan lebih banyak dan tak sedikit yang sudah mati.
“Bulan lalu luapan ikan mabuknya tidak sebanyak ini. Sekarang lebih banyak namun harus dipilih karena ada pula yang sudah mengambang dan disiram air tidak hidup lagi,”ungkap Sutiono warga sekitar.
Hal senada disampaikan oleh Nur Yati, yang mengakui bahwa ikan-ikan yang diperolehnya tinggal menyerok dari sungai.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Jawa Timur Ridho Saiful Asghaf mengatakan bahwa air yang mengalir di sungai Surabaya sudah banyak mengalami pencemaran di ambang batas bahaya.
“Menurut saya indikasi utamanya pasti limbah pabrik yang mengandung bahan kimia. Meskipun kita juga tidak bisa mengabaikan sampah-sampah yang disumbangkan oleh rumahtangga. Jika ikan-ikan itu sudah sampai mati sepertinya harus segera dilakukan penelitian yang serius,”ungkapnya pagi tadi.
Masih menurut Saiful Asghaf, Walhi yang selama ini bergelut pada masalah lingkungan hidup mengakui bahwa pihaknya menemukan banyak kejadian pencemaran lingkungan yang harus segera ditangani secara serius oleh pemerintah termasuk mengenai kualitas air di Surabaya.
“Air itu sumber kehidupan kita, jika sudah mulai tercemar dengan berbagai macam limbah maka siklus hidup kita akan ikut berubah,”pungkasnya.(Sumber : www.surabayapost.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar