Saat ini batu akik bagaikan virus yang mewabah dan menjangkiti seluruh elemen masyarakat Indonesia tidak terkecuali masyarakat kota Surabaya. Batu akik menjadi perbincangan beberapa waktu terakhir. Tak hanya orang tua, kalangan muda pun demam batu akik. Tentunya, pengrajin dan pedagang batu akik pun kegirangan.
Di Surabaya, Jawa Timur, sentra perdagangan batu mulai berada di Jalan Kayoon. Untuk mencapai lokasi sangat mudah. Karena, lokasinya berada di tengah-tengah kota, hanya 15 menit perjalanan menggunakan sepeda motor dari Balai Kota Surabaya.
Begitu tiba di lokasi, berbagai jenis batu dan pernak-perniknya pun terpampang. Ada dua jenis pedagang di lokasi itu.
Begitu tiba di lokasi, berbagai jenis batu dan pernak-perniknya pun terpampang. Ada dua jenis pedagang di lokasi itu.
Masduki, 61, penjual di pasar Jalan Kayoon, mengakui tren batu akik yang tengah meledak. Imbasnya, pasar Jalan Kayoon yang sebelumnya sepi pengunjung kini membludak. Saat ini di kawasan tersebut sedang booming batu jenis Bacan dan Batu Bulu Macan.
Meskipun ada pula pengunjung yang datang mencari jenis-jenis batu mulai yang masuk kategori permata seperti Blue Safir, Jamrud, Virus dan lain-lain.
Meskipun ada pula pengunjung yang datang mencari jenis-jenis batu mulai yang masuk kategori permata seperti Blue Safir, Jamrud, Virus dan lain-lain.
Bahkan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mulai terkesima dengan batu akik yang kini menjadi kesenangan warga di seluruh pelosok Indonesia. Risma terlihat lama mengamati batu akik di pameran Surabaya Great Expo 2015 yang bertempat di Grand City Surabaya pada Rabu, 27 Mei 2015. Tepat di stand Kota Palu, Risma melihat beragam batu akik.
Sesekali dia menanyakan keistimewaan dari batu akik yang bermacam-macam nama dan warna. Dengan detail sang penjual menjelaskan keistimewaannya kepada Risma. Mengetahui keistimewaannya yang beragam, Risma hanya menanggapinya dengan santai.
Setelah mendapatkan banyak penjelasan dari sang penjual batu akik, Risma langsung mencoba dan membelinya.
Sesekali dia menanyakan keistimewaan dari batu akik yang bermacam-macam nama dan warna. Dengan detail sang penjual menjelaskan keistimewaannya kepada Risma. Mengetahui keistimewaannya yang beragam, Risma hanya menanggapinya dengan santai.
Setelah mendapatkan banyak penjelasan dari sang penjual batu akik, Risma langsung mencoba dan membelinya.
Kemudian Risma memakai batu akik tersebut sambil memantau semua stand pameran Surabaya Great Expo 2015.
Risma menjelaskan, sebenarnya dia tidak mengerti hingga detail macam dan keistimewaan batu akik. Dia hanya melihat batu akik merupakan salah satu potensi di Indonesia yang sangat perlu didukung dan dikembangkan.
Kata Risma, berkat adanya batu akik tersebut, maka daerah-daerah yang memiliki potensi batu akik ini bisa terdengar ke luar dan dikenal orang banyak.
Selain itu, benda ini jadi barang berharga. Bila dulunya tidak dihargai masyarakat, maka kini sangat dihargai dengan sangat mahal. “Banyak manfaat seperti ini dan bagus," kata dia.
Adapun fenomena batu akik itu, lanjut dia, tidak hanya terjadi di Indonesia ini, namun di luar ngeri juga berlaku hal yang sama. Bahkan ia menyebutkan ada suatu daerah di negara China yang digunakan khusus menjual batu akik yang beragam.
Risma menjelaskan, sebenarnya dia tidak mengerti hingga detail macam dan keistimewaan batu akik. Dia hanya melihat batu akik merupakan salah satu potensi di Indonesia yang sangat perlu didukung dan dikembangkan.
Kata Risma, berkat adanya batu akik tersebut, maka daerah-daerah yang memiliki potensi batu akik ini bisa terdengar ke luar dan dikenal orang banyak.
Selain itu, benda ini jadi barang berharga. Bila dulunya tidak dihargai masyarakat, maka kini sangat dihargai dengan sangat mahal. “Banyak manfaat seperti ini dan bagus," kata dia.
Adapun fenomena batu akik itu, lanjut dia, tidak hanya terjadi di Indonesia ini, namun di luar ngeri juga berlaku hal yang sama. Bahkan ia menyebutkan ada suatu daerah di negara China yang digunakan khusus menjual batu akik yang beragam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar