Surabaya, kota pahlawan di timur pulau Jawa, Surabaya disebut kota pahlawan karena sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. Surabaya adalah ibukota dari Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota "terbesar" kedua di Indonesia setelah Jakarta, dengan jumlah penduduk metropolisnya yang mencapai lebih dari 3 juta jiwa. Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan Indonesia timur. Kata Surabaya (Suroboyo : bhs Jawa) konon berasal dari cerita mitos pertempuran antara suro (ikan hiu) dan boyo (buaya) dan didalam pertempuran tersebut suro (ikan hiu) lah yang menjadi pemenang sehingga kata suro diletakkan di depan baru diikuti kata boyo, sehingga penggabungan kata menjadi Suroboyo atau kota Surabaya.
Suku Bangsa, Budaya dan Bahasa
Suku Jawa adalah suku bangsa mayoritas di Surabaya. Dibanding dengan masyarakat Jawa pada umumnya, Suku Jawa di Surabaya memiliki temperamen yang yang sedikit lebih keras, egaliter dan blak-blakan didalam menyampaikan pendapatnya. Salah satu penyebabnya adalah jauhnya Surabaya dari kraton yang dipandang sebagai pusat budaya Jawa. Meskipun jauh dari pusat budaya Jawa bukan berarti masyarakat Surabaya tidak memiliki kebudayaan. Masyarakat Surabaya memiliki budaya dan bahasa pergaulan yang unik.
Kebudayaan di Surabaya dijunjung tinggi bahkan masyarakat Surabaya cenderung fanatik terhadap budayanya sendiri, ini ditunjukkan dengan banyak dibangunnya tempat budaya di kota Surabaya. Pusat budaya yang terkenal di Surabaya adalah Taman Budaya Cak Durasim yang terletak di jalan Genteng Kali Surabaya dan berkembangnya seni hiburan rakyat seperti Ludruk, Srimulat dan Ketoprak.
Kebudayaan di Surabaya dijunjung tinggi bahkan masyarakat Surabaya cenderung fanatik terhadap budayanya sendiri, ini ditunjukkan dengan banyak dibangunnya tempat budaya di kota Surabaya. Pusat budaya yang terkenal di Surabaya adalah Taman Budaya Cak Durasim yang terletak di jalan Genteng Kali Surabaya dan berkembangnya seni hiburan rakyat seperti Ludruk, Srimulat dan Ketoprak.
Bahasa Surabaya sangat terkenal dengan dialeknya yang terdengar kasar jika dibanding dengan bahasa Jawa didaerah lain. Bahasa Surabaya lebih dikenal dengan Boso Suroboyoan, yang merupakan trademark dari masyarakat Surabaya itu sendiri.
Meskipun Jawa adalah suku mayoritas (83,68%), tetapi Surabaya menjadi tempat tinggal berbagai suku bangsa di Indonesia, termasuk suku Madura (7,5%), Tionghoa (7,25%), Arab (2,04%), dan sisanya merupakan suku bangsa lain seperti Bali, Batak, Bugis, Manado, Minangkabau, Dayak, Toraja, Ambon dan Aceh atau warga asing.
Meskipun Jawa adalah suku mayoritas (83,68%), tetapi Surabaya menjadi tempat tinggal berbagai suku bangsa di Indonesia, termasuk suku Madura (7,5%), Tionghoa (7,25%), Arab (2,04%), dan sisanya merupakan suku bangsa lain seperti Bali, Batak, Bugis, Manado, Minangkabau, Dayak, Toraja, Ambon dan Aceh atau warga asing.
Sebagai pusat bisnis dan perdagangan di Indonesia timur, Surabaya menjadi pintu gerbang dari keluar masuknya barang dari dan menuju ke berbagai daerah di Indonesia bagian timur. Surabaya merupakan tolak ukur harga berbagai barang yang akan dikirim dari dan menuju ke berbagai daerah di Indonesia bagian timur.
Sebagai pusat pendidikan, Surabaya juga menjadi tempat tinggal mahasiswa dari berbagai daerah dari seluruh Indonesia, bahkan di antara mereka juga membentuk wadah komunitas tersendiri. Sebagai pusat komersial regional, banyak warga asing (ekspatriat) yang tinggal di daerah Surabaya, terutama di daerah Surabaya Barat.
Sebagai pusat pendidikan, Surabaya juga menjadi tempat tinggal mahasiswa dari berbagai daerah dari seluruh Indonesia, bahkan di antara mereka juga membentuk wadah komunitas tersendiri. Sebagai pusat komersial regional, banyak warga asing (ekspatriat) yang tinggal di daerah Surabaya, terutama di daerah Surabaya Barat.
Agama
Agama Islam adalah agama mayoritas penduduk Surabaya. Surabaya merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam yang paling awal di tanah Jawa dan merupakan basis warga Nahdlatul Ulama yang beraliran moderat. Masjid Ampel didirikan pada abad ke-15 oleh Sunan Ampel, salah satu pioner Walisongo.
Agama lain yang dianut sebagian warga adalah Kristen Protestan, Katholik, Hindhu, Budha dan Konghucu. Walaupun Islam merupakan mayoritas di Surabaya kerukunan umat beragama saling menghormati, menghargai dan saling menolong untuk sesamanya cukuplah besar, niat masyarakat Surabaya dalam menjalankan ibadahnya, hal ini bisa dilihat dari bangunan Masjid Agung Surabaya bersebelahan dengan salah satu gereja besar di Surabaya. Di Surabaya juga berdiri Gereja Bethany yang merupakan gereja terbesar di Asia Tenggara. Tidak hanya itu saja banyaknya yayasan-yayasan sosial yang berazaskan agama juga banyak, mereka bekerja sama dalam kegiatan bakti sosial. Bahkan ada satu wadah Kerukunan Umat Beragama di Surabaya yang sering eksis dalam menyikapi suatu problem sosial manusia agar tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang akan merusak persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia pada umumnya serta masyarakat Jawa Timur pada khususnya. Agama lainnya adalah Yahudi dan bahkan terdapat synagoga (tempat ibadah Yahudi) di jalan Kaayon, dekat Stasiun Gubeng Surabaya. Umumnya mereka adalah imigran Yahudi dari Baghdad dan Yahudi asal Belanda. Ini semakin diperjelas dengan adanya makam khusus orang Yahudi di daerah Kembang Kuning Surabaya. (sumber: wikipedia)
2 komentar:
Mantap bro....
mantap prend...
Posting Komentar