Meski fenomena ini memesona mata manuasia, tapi di sisi lain ini menjadi pertanda bumi dan planet-planet lain memasuki umur ‘paruh baya’. Artinya, matahari sebagai penompang kehidupan bakal mulai ‘memusuhi’. Menurut ilmuwan, fase matahari menelan bulat-bulat planet terdekat yaitu Merkurius, Venus digoreng dan Bumi dipanggang bakal terjadi, meski masih dalam hitungan satu miliar tahun lagi. Bila dilihat secara langsung--meski harus tetap menggunakan kacamata film karena bisa membahayakan mata seperti gerhana matahari—atau menggunakan teleskop tampak bitik hitam kecil yang bergerak melintasi matahari. Sayangnya beberapa daerah di Indonesia hari ini diselimuti awan sehingga pengamatan agak terganggu. “Transit venus muncul bersamaan dengan terbitnya matahari, terjadi pukul 05.00 pagi WIB," kata Kepala Pusat Sains dan Antariksa Lembaga Antariksa Nasional (LAPAN), Clara Y. Yatini pagi tadi. Sementara itu, pencinta fotografi astronomi bisa menikmati ahsil jepretan National Aeronautics and Space Administration (NASA)—lihat foto—yang memperlihatkan noktah hitam Venus yang melintas di depan wajah keemasan Sang Surya. Apa indahnya Venus yang bak siluet di depan piringan Matahari? Bukankah Venus lebih elok dipandang sebagai benda langit yang cemerlang setelah Matahari tenggelam? Dimensi waktu yang panjang untuk ukuran manusia boleh jadi merupakan salah satu alasan karena pasangan transit sekarang ini (yang pertama terjadi tahun 2004) tidak akan berulang lagi hingga tahun 2117. Bagi para astronom, transit Venus menjadi satu momen untuk melakukan riset ilmiah. Seperti dikutip oleh situs PhysOrg , tiga bulan sebelum transit berlangsung, para ilmuwan berkumpul di Observatoire de Paris untuk mematangkan rencana pengamatan. Dua kesempatan yang diincar oleh ilmuwan dari transit 5-6 Juni 2012 (tanggal 5 Juni untuk sebagian wilayah Amerika) adalah pertama untuk menggunakan Venus sebagai contoh untuk eksoplanet (planet di luar tata surya) yang juga transit di depan bintang induknya. Ilmuwan ingin menggunakan teknik yang mereka kembangkan untuk menganalisis komposisi, struktur, dan dinamika atmosfer eksoplanet. Yang kedua, mereka akan menggunakan secara simultan observasi yang dilakukan di permukaan Bumi dan dari wahana antariksa. Observasi gabungan ini diharapkan bisa memberi gambaran baru tentang lapisan tengah atmosfer Venus yang kompleks, yang menjadi kunci dalam memahami klimatologi planet saudara Bumi ini. Di sini kita masih melihat adanya peluang untuk menemukan adanya kehidupan cerdas di luar Bumi nun di kejauhan sana. Kefanaan Kosmik Namun, Venus, Bumi, dan anggota tata surya lain--yang dipersepsikan sebagai ‘Lautan Keabadian’--ternyata juga ada umurnya. Umur ini ditentukan oleh umur Matahari yang sebagai sebuah bintang memiliki takdir kehidupan. Kini, Matahari—dengan demikian juga planet-planet sebagai anggota tata surya—bisa disebut berumur setengah baya. Jika selama ini Matahari yang muda amat menopang kehidupan, setelah memasuki umur setengah baya, satu hari nanti Matahari akan berubah memusuhi kehidupan.Tanda-tanda awal ke arah itu diperkirakan sudah akan mulai terjadi sekitar satu miliar tahun lagi. Pada saat itu Bumi sudah tidak layak lagi jadi habitat. Tanaman dan hewan sudah tak bisa lagi hidup dalam udara yang sangat panas. Laut akan menguap dan Bumi akan berubah seperti Planet Venus yang elok itu. Ke mana Venus sendiri? Kalau Planet Merkurius yang paling dekat dengan Matahari sudah ditelan bulat-bulat, paling sedikit Venus sudah digoreng dan Bumi sudah dipanggang. Ada kemungkinan Bumi juga sudah menguap. Mars yang kini tampak kering kerontang boleh jadi akan mengalami kebangkitan kedua. Es yang terjebak di bawah permukaan karena cuaca dingin boleh jadi akan mencair dan akan menyediakan lahan bagi kehidupan. Bisa jadi, seperti dikisahkan oleh Dr Chris McKay dari NASA Ames Research Center, Mars layak ditinggali meski mungkin hanya 0,5 miliar tahun, berbeda dengan Bumi yang beberapa miliar tahun (dari The Planets, BBC, 2004). "Kalau peradaban manusia ingin selamat, jelas manusia harus melakukan migrasi sebelum Bumi meleleh," ujar Dr Carolyn Porco dari Lunar and Planetary Laboratory, Arizona. ”Tata surya akan padam dan berakhir selamanya. Yang ada saat itu adalah malam sepanjang waktu,” ujar Prof Douglas Gough dari Institut Astronomi, Universitas Cambridge, dalam video BBC di atas. Transit Venus yang diamati hari ini adalah satu babakan dalam riwayat tata surya saat ia masih berjaya di usia paruh baya. (sumber : www.surabayapost.co.id) |
Kamis, 07 Juni 2012
Langka, Transit Venus 6 Jam Hiasi RI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar